BONE — Langkah Kabupaten Bone dalam mendukung program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan keseriusan. Hal itu tampak dalam kegiatan Sosialisasi Kebun MBG Terintegrasi Kabupaten Bone yang digelar di Rumah Layar Hatiku – Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Wanua Lampoko, Kecamatan Barebbo, Selasa (6/10/2025).

Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., MM itu juga diikuti oleh unsur Tripika Kecamatan Barebbo, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, Plt. Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Nurdin, S.P., M.Si, Kadis Ketahanan Pangan Ir. Muh. Risal, M.Si, serta Satgas MBG Edy Saputra Syam, S.STP., M.Si yang juga menjabat sebagai Kepala BKPSDM Kabupaten Bone.

Usman, Ketua P4S Wanua Lampoko, menjadi contoh nyata petani visioner Bone. Ia bercerita bahwa model pertanian yang dikembangkan di desanya merupakan hasil pembelajaran saat dirinya magang di Jepang sebagai teknisi operator.

“Saya jiplak model pertanian di Jepang. Setelah kembali ke desa dan terpilih menjadi kepala desa, saya implementasikan pola itu di sini,” ungkap Usman.
“Saat itu Pak Andi Asman masih menjabat Camat Barebbo dan beliau langsung mendukung ide kami,” tambahnya.

Inovasi yang dilakukan Usman tak berhenti di situ. Ia menginisiasi lomba antar-desa di wilayah Barebbo — melibatkan 17 desa dan 1 kelurahan. Hasilnya, Desa Lampoko keluar sebagai juara dan kini menjadi pusat pembelajaran dan pelatihan pertanian bagi pelajar dan mahasiswa.

“Sekarang sekolah kejuruan pertanian bahkan perguruan tinggi datang belajar di sini. Kami tanam banyak jenis sayur dan hasilnya dimanfaatkan masyarakat,” jelas Usman.

Dalam arahannya, Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman menegaskan bahwa Kebun MBG Terintegrasi merupakan langkah strategis pemerintah daerah untuk mendukung program nasional Makanan Bergizi Gratis Prabowo–Gibran.

“Kita siapkan pasokan MBG mulai dari beras, sayur, telur, ayam, ikan, sampai buah-buahan — semuanya harus bebas bahan kimia dan aman dikonsumsi,” jelas Bupati Bone.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa kebijakan ini juga menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah ingin memastikan anggaran besar dari pusat benar-benar memberi manfaat langsung bagi warga Bone.

“Kita tidak mau anggaran itu lari ke luar daerah. Selama kebun MBG di Bone mampu menyiapkan pasokan, maka SPPG tidak boleh membeli dari luar. Pasokan lokal harus siap,” tegasnya.

Bupati Asman juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengawal keberhasilan program ini.

“Saya berharap lima pilar — Camat, Danramil, Kapolsek, BPP, dan SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) menjadi garda terdepan mengawal program MBG Terintegrasi ini,” tuturnya.

Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, aparat, dan masyarakat, Kebun MBG Terintegrasi diharapkan menjadi model pengelolaan pangan sehat, berkelanjutan, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi desa di Kabupaten Bone. (*)