BONE– Warga berbondong-bondong keluar rumah, berdiri di tepi jalan desa Watangcani, Kecamatan Bontocani. Senyum merekah dan lambaian tangan menyambut kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Bone Bupati H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M.
Meski sebelumnya menempuh perjalanan panjang dari Makassar, semangat Bupati Andi Asman tak sedikit pun surut. Ia datang bukan hanya untuk menyapa, tapi membawa kabar baik dan harapan baru bagi masyarakat di wilayah paling ujung selatan Kabupaten Bone itu.
Usai panen jagung bersama para petani, Bupati berbicara penuh semangat di hadapan warga.
“Pelan-pelan infrastruktur jalan akan kita bangun di sini. Tahun depan kita upayakan masa kerja BerAmal full untuk pembangunan Kabupaten Bone. Tapi yang lebih penting dari itu adalah pembangunan sumber daya manusia,” ujarnya.
Bontocani dikenal sebagai wilayah terjauh dari pusat pemerintahan Bone. Akses jalan yang sulit dan jarak puluhan kilometer sering kali membuat layanan publik tak semudah di daerah lain. Namun, bagi Bupati Andi Asman, hal itu bukan alasan untuk membiarkan ketimpangan.
“Di Bontocani wajib kita bantu, karena ini daerah terjauh. Saya minta tiap dua minggu sekali pelayanan KTP ditempatkan di Watangcani, menopang dua desa di dekatnya,” tegasnya.
Tak hanya soal administrasi, sektor kesehatan pun menjadi perhatian serius. Bupati Andi Asman menekankan agar Pustu (Puskesmas Pembantu) Watangcani diperkuat tenaga medis tambahan, agar pelayanan tak kalah dengan puskesmas utama.
“Pustu di sini harus ada tenaga kesehatan yang backup, karena kota kecamatan jauh. Pelayanan di sini harus setara puskesmas,” katanya.
Watangcani kini ditetapkan sebagai wilayah koordinator layanan kesehatan untuk tiga desa: Mattirowalie, Erecinnong, dan Watangcani.
Selain kesehatan, pendidikan dan pengembangan SDM juga menjadi fokus utama.
“Saya meminta, jangan berhenti menuntut pendidikan. Kita akan tempatkan tiga guru baru di sini, dan permintaan tambahan tenaga pendidik sudah saya catat,” ujar Bupati.
Tak berhenti di situ, Andi Asman juga menjanjikan dukungan bagi anak-anak Bontocani yang ingin melanjutkan pendidikan ke Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.
“Kalau ada putra-putri dari tiga desa ini yang ingin sekolah penyuluh pertanian di Polbangtan Gowa, saya bantu. Tapi syaratnya, wajib kembali ke sini jadi penyuluh pertanian, peternakan, atau hortikultura.”
Sebagai langkah cepat, penyuluh swadaya alumni Polbangtan Gowa juga akan ditempatkan di Watangcani untuk mendampingi petani dalam mengoptimalkan potensi pertanian lokal.
Dalam dialog dengan masyarakat, Bupati Andi Asman mengajak warga memanfaatkan potensi alam sekitar untuk memperkuat kemandirian ekonomi.
“Bone ini daerah lumbung pangan. Jangan ada anak putus sekolah, dan jangan lagi belanja sayur dari luar. Ayo menanam sendiri, beternak ayam,” serunya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga perputaran ekonomi di tingkat desa.
“Rumah MBG yang nanti ada di sini harus belanja bahan dari wilayah ini sendiri, jangan ke luar. Supaya ekonomi masyarakat berputar di Watangcani,” pesannya.
Menutup kunjungan kerjanya, Bupati Andi Asman memaparkan rencana jangka panjang pembangunan wilayah pegunungan Bone itu. Infrastruktur tetap menjadi prioritas, meski dilakukan bertahap agar merata di seluruh wilayah.
“Doakan kami bisa merintis jalan sampai ke kantor camat, sepanjang 30 kilometer secara bertahap. Mobil ambulans dan fasilitas kesehatan juga akan kita tingkatkan. Layanan KTP dua minggu sekali harus datang ke sini, supaya warga tidak perlu jauh-jauh ke kecamatan, apalagi ke kota,” jelasnya. (*)



Tinggalkan Balasan