
BONE — Mahasiswa Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas Andi Sudirman (Uniasman) mendapatkan pembekalan berharga dalam seminar kesehatan yang digelar pada Sabtu, 19 Oktober 2025. Kegiatan ini mengangkat tema “Kenali Penyakit Menular Seksual, Cegah Sejak Dini, Lawan Demi Masa Sehat”, menghadirkan narasumber utama dr. Andi Melda Massakkirang, Sp.DVE, M.Kes, FINSDV, seorang dokter spesialis penyakit kulit, kelamin, dan estetika.

Seminar ini menjadi bagian dari upaya kampus dalam meningkatkan literasi kesehatan mahasiswa, khususnya di bidang pencegahan infeksi menular seksual (IMS) yang kerap diabaikan oleh generasi muda.
“Infeksi menular seksual bukan hanya berdampak pada kesehatan individu, tapi juga dapat menimbulkan konsekuensi sosial dan psikologis yang berat. Pencegahan harus dimulai dari pengetahuan,” ujar dr. Andi Melda dalam pemaparannya.
dr. Andi Melda menjelaskan bahwa IMS merupakan infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, parasit, maupun kutu kelamin yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual tanpa proteksi.

Beberapa penyakit yang termasuk dalam kategori IMS antara lain:
Gonore (Kencing nanah/uretritis)
Sifilis (Raja Singa)
Kondiloma Akuminata (Kutil kelamin/jengger ayam)
Herpes Genitalia (Sariawan kelamin)
Flour Albus (Keputihan)
HIV/AIDS
dr. Andi Melda mengingatkan bahwa perilaku “coba-coba” yang berujung pada seks bebas menjadi pintu masuk utama penyebaran berbagai penyakit menular seksual.
Dalam presentasinya, dijelaskan beberapa ciri khas dari masing-masing penyakit, misalnya:
Gonore (Kencing nanah)
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditandai dengan keluarnya cairan putih kekuningan dari alat kelamin, rasa panas dan nyeri saat buang air kecil.
Sifilis (Raja Singa)
Disebabkan oleh Treponema pallidum, bersifat kronis dan bisa menular lewat hubungan seksual, luka terbuka, transfusi darah, bahkan dari ibu ke janin.
Kondiloma Akuminata (Kutil kelamin)
Disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) tipe 6 dan 11 yang menimbulkan benjolan menyerupai kembang kol di area kelamin.
Herpes Genital
Disebabkan oleh virus Herpes Simplex tipe 2 (HSV-2) dengan gejala lepuhan kecil berisi cairan yang terasa nyeri dan terbakar.
Selain itu, dr. Andi Melda juga menekankan pentingnya vaksinasi HPV untuk mencegah kondiloma dan kanker leher rahim (serviks).
“Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada perempuan setelah kanker payudara, dan 70% kasus disebabkan oleh infeksi HPV tipe 16 dan 18,” jelasnya.
Vaksin HPV terdiri dari dua jenis — bivalen (HPV 16,18) dan quadrivalen (HPV 6,11,16,18) — yang dapat diberikan pada perempuan usia di atas 9 tahun dengan syarat tertentu.
Selain vaksinasi, Pap smear juga menjadi langkah penting untuk mendeteksi dini perubahan sel pada leher rahim agar tidak berkembang menjadi kanker.
Dalam sesi akhir seminar, dijelaskan pula hubungan erat antara IMS dan risiko penularan HIV/AIDS.
“Adanya luka atau infeksi pada alat kelamin meningkatkan peluang penularan HIV hingga 5–10 kali lipat,” terang dr. Andi Melda.
Penularan HIV dapat terjadi melalui:
Hubungan seksual tanpa proteksi, baik heteroseksual maupun homoseksual.
Penggunaan jarum suntik bersama.
Transfusi darah terkontaminasi.
Penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan atau menyusui.
Membangun Generasi Sehat dan Sadar Seksualitas
Drs. Bakri, MH Kepala Biro Kemahasiswaan Uniasman menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan wujud komitmen kampus dalam membentuk generasi muda yang berpengetahuan, beretika, dan sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi.
“Mahasiswa harus menjadi agen edukasi kesehatan di masyarakat. Pemahaman soal IMS dan pencegahannya bukan hal tabu, tapi bagian dari tanggung jawab generasi cerdas,” ujarnya.
Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan narasumber, di mana peserta antusias menanyakan berbagai hal seputar pencegahan, vaksinasi, dan deteksi dini penyakit menular seksual. (*)



Tinggalkan Balasan