Bone — Suasana di Jalan Poros Bone–Wajo, tepatnya di Desa Lattekko, Kecamatan Tellu Siattingge, Senin (21/7/2025) pagi itu terlihat berbeda dari biasanya. Beberapa kendaraan roda empat dan roda dua tampak antre di pinggir jalan, dihentikan petugas berseragam putih biru. Di balik helm dan rompi reflektifnya, personel Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bone dengan sigap memeriksa kelengkapan surat dan kondisi kendaraan.
Hari itu, Satlantas Polres Bone melaksanakan Operasi Patuh Pallawa 2025 memasuki hari kedelapan. Kegiatan dipimpin langsung oleh KBO Sat Lantas Polres Bone, Ipda Lukman, bersama sejumlah personel. Tidak sekadar menindak, mereka juga memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para pengendara yang terjaring razia.
Sejumlah pelanggaran terungkap di lokasi. Mulai dari kendaraan overload dan over dimensi, penggunaan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang tidak sesuai spesifikasi teknis, hingga plat nomor yang dimodifikasi dengan merapatkan jarak antara huruf dan angka.
“Kami menindak 20 pelanggar lalu lintas hari ini. Ada 1 mobil diamankan, 8 SIM, dan 11 lembar STNK yang kami sita sementara sebagai barang bukti. Kendaraan roda empat mendominasi dengan 11 kasus, sedangkan roda dua sebanyak 9 kasus,” ungkap Kasat Lantas Polres Bone AKP H. Musmulyadi, S.Pd.I, mewakili Kapolres Bone AKBP Sugeng Setyo Budhi, S.IK., M.Tr.Opsla.
Menariknya, pendekatan para petugas tak melulu soal penilangan. Di sela-sela pemeriksaan, para pengendara diberi pemahaman mengenai pentingnya keselamatan berkendara. Beberapa di antaranya tampak berdialog santai dengan petugas, mendengarkan penjelasan sambil menunjukkan surat-surat kendaraan.
“Penindakan tetap kami lakukan untuk pelanggaran yang berisiko tinggi terhadap keselamatan. Tapi pendekatan humanis dan edukatif tetap menjadi prioritas. Karena tujuan operasi ini bukan semata-mata menindak, tetapi menanamkan budaya tertib berlalu lintas,” tambah AKP Musmulyadi.
Operasi Patuh Pallawa 2025 masih akan berlangsung hingga 27 Juli 2025 mendatang. Harapannya, momen ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi mampu membangun kesadaran kolektif warga Bone agar lebih peduli dengan keselamatan di jalan.
“Operasi ini bentuk kehadiran negara untuk melindungi keselamatan masyarakatnya. Kami berharap, budaya tertib berlalu lintas tak hanya ada saat operasi, tetapi menjadi kebiasaan sehari-hari,” pungkas AKP Musmulyadi dengan penuh harap.
Di balik tilang dan razia, ada upaya besar untuk menjadikan jalan raya di Bone lebih aman. Karena setiap nyawa yang selamat di jalan adalah tanggung jawab bersama. (*)
Tinggalkan Balasan