BONE–Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) adalah salah satu lembaga zakat nasional yang bertugas mengelola zakat, infak, dan sedekah. Dana ZIS yang diterima dari para muzaki dan munfik disalurkan kepada mustahik yang berhak menerimanya. Selama bulan suci Ramadhan, WIZ memaksimalkan pengumpulan dan penyaluran bantuan, menjangkau hingga pelosok daerah untuk menemukan mereka yang benar-benar membutuhkan.
Sabtu, 29 Maret 2025, tim WIZ Bone melakukan perjalanan menuju rumah seorang lansia bernama Nenek Menni, yang tinggal di Desa Usa, Dusun Baru. Untuk sampai ke rumahnya, tim harus menempuh perjalanan sekitar 500 meter dari jalan raya, melewati lorong berbatu yang cukup sulit dilalui.
Sesampainya di rumah Nenek Menni, tim mendapati sebuah gubuk kecil yang terlihat tua dan memprihatinkan. Saat mereka tiba, Nenek Menni dengan perlahan merangkak keluar dari dalam rumahnya. Kehadirannya didampingi oleh Ibu Eka, seorang warga yang memberikan informasi mengenai kondisi nenek yang sangat membutuhkan bantuan.
Kesehatan Nenek Menni kini kian menurun. Ia sudah tidak mampu berdiri atau berjalan. Dahulu, ketika tubuhnya masih sehat, ia mencari daun kelapa untuk dibuat menjadi sapu lidi yang dijual seharga Rp5.000 per batang. Namun kini, kondisi tubuhnya tidak lagi memungkinkan untuk berpenghasilan. Sapu lidi yang tersisa di rumahnya hanyalah stok lama yang tidak terjual.
Nenek Menni tinggal di antara dua rumah keluarganya, namun ia memilih hidup sendiri di gubuk kecilnya dibandingkan menumpang di rumah keponakannya. Ia merasa lebih nyaman dan tidak ingin merepotkan mereka di usia senjanya. Keponakannya sering mengajak Nenek Menni untuk tinggal bersama, namun ia selalu kembali ke rumahnya yang sederhana itu.
Selain kondisi fisiknya yang melemah, pendengaran Nenek Menni juga mulai terganggu. Ketika tim WIZ mencoba berbicara dengannya, jawaban yang diberikan sering kali tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Hal ini kemungkinan akibat faktor usia. Penglihatannya pun semakin memburuk, terlihat dari adanya selaput di mata sebelah kanannya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Nenek Menni mendapat bantuan dari keponakannya yang tinggal di dekatnya. Keponakannya sebenarnya ingin memperbaiki rumah nenek, namun sengaja tidak dilakukan agar nenek mau tinggal bersamanya. Meski begitu, Nenek Menni tetap memilih untuk bertahan di rumah kecilnya, merasa lebih tenang meski dalam kondisi yang serba terbatas.
Kisah perjalanan tim WIZ Bone hari ini menjadi pengingat bahwa masih banyak mustahik yang membutuhkan uluran tangan, baik di perkotaan maupun di pelosok desa. Dengan tekad yang kuat, tim WIZ Bone berkomitmen untuk menjangkau mereka yang membutuhkan, di mana pun mereka berada.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh muzaki dan munfik yang telah mempercayakan dana zakat dan infaknya melalui WIZ Bone. Semoga Allah membalas setiap kebaikan yang diberikan, memberkahi harta yang tersisa, serta menjadikannya sebagai pembersih bagi diri dan jiwa kita. Amin. (*)



Tinggalkan Balasan