Bone — Suasana penuh semangat mewarnai pelaksanaan Jambore BerAmal Penyuluh & Petani Kabupaten Bone Tahun 2025 yang digelar dengan tema “Via Jambore Kita Serukan Gerakan Tani BerAmal Dalam Mencapai Swasembada Pangan.” Sabtu, 01 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi wadah refleksi bersama para penggerak sektor pangan, ajang berbagi pengalaman, serta bentuk nyata sinergi antara petani dan penyuluh untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.
Kabupaten Bone selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung pangan Sulawesi Selatan. Kecamatan Amali, misalnya, menjadi daerah pemasok jagung terbesar dengan produksi mencapai 7.000 ton. Sektor jagung menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat sekaligus penopang utama pertanaman di Bone.
“Ini menjadi bahan evaluasi program pertanian yang harus kita jaga bersama. Sumber pendapatan dasar kita ada di pertanian, peternakan, dan perikanan,” ungkap Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., saat membuka kegiatan tersebut.
Menurut Bupati, Jambore BerAmal bukan sekadar pertemuan rutin, tetapi momentum untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan memperkuat ikatan emosional antarpetani serta penyuluh.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi menjaga produktivitas pertanian di Bone agar semakin berdaya saing.
“Kegiatan ini bukan hanya silaturahmi, tetapi juga ruang bertukar pikiran, membahas kendala di lapangan, cara menghadapi hama, dan bagaimana meningkatkan produktivitas petani,” jelasnya.
“Harapan kita, Jambore BerAmal ini melahirkan kekuatan baru petani dan penyuluh yang saling mendukung dan satu visi dalam mendorong ketahanan pangan Bone,” tambahnya.
Bupati juga menyoroti capaian positif sektor pertanian Bone yang kini menempati posisi kelima tertinggi secara nasional. Program IP300 (Intensifikasi Pertanaman Padi tiga kali setahun) di atas lahan irigasi seluas 40.000 hektare terus digenjot melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
Tujuannya jelas Bone menargetkan masuk tiga besar daerah pertanian terbaik di Indonesia, bahkan menembus peringkat pertama nasional.
Lebih jauh, hasil pertanian Bone kini juga diminta jadi pemasok ke berbagai daerah lain seperti Tojo Una-Una, Nusa Tenggara Barat, Pulau Sebatik, dan sejumlah wilayah lain yang siap menerima distribusi pangan dari Bone. Hal ini membuktikan bahwa Bone tidak hanya menjadi lumbung pangan lokal, tetapi juga kontributor besar bagi ketahanan pangan nasional.
“Kita ingin pertanian Kabupaten Bone berbasis teknologi dan modern. Penguatan produktivitas harus terus dilakukan. Dengan kebersamaan, kita mampu wujudkan Bone sebagai daerah swasembada pangan yang tangguh,” tegas Bupati.
Jambore BerAmal tahun ini bukan hanya perayaan keberhasilan, tetapi juga pengingat bahwa kemandirian pangan tidak lahir dari kerja individu. Ia tumbuh dari semangat kolektif petani, penyuluh, dan pemerintah yang saling menopang demi kemajuan pertanian Bone dari Bone untuk Indonesia. (*)



Tinggalkan Balasan