BONE–Suara riuh debur ombak di Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Selasa (28/10/2025), menjadi saksi semangat baru para nelayan Kabupaten Bone. Di tempat inilah, Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Perikanan dan Kelautan menggelar Sosialisasi Pengembangan SDM Nelayan Tahun 2025, yang diikuti oleh 100 peserta dari berbagai wilayah pesisir Bone.

Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan formal, tetapi menjadi wadah berbagi ilmu dan harapan. Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bone, H. Amirat, dalam sambutannya menekankan bahwa sosialisasi ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kapasitas dan kemandirian nelayan.

“Kami ingin para nelayan Bone tidak hanya bergantung pada hasil laut, tetapi juga mampu mengelola, mengolah, dan memasarkan hasil tangkapan mereka dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” ujar Amirat.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini pemerintah berupaya memperluas akses nelayan terhadap teknologi, permodalan, serta sarana dan prasarana produksi yang memadai. Selain itu, para nelayan juga mendapat edukasi mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya ikan serta keselamatan kerja di laut.

Sementara itu, Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, MM, dalam arahannya menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam sektor perikanan.

“Dengan pengetahuan dan kemampuan yang terus ditingkatkan, nelayan dapat melakukan penangkapan yang lebih efisien dan hasil tangkapan bisa lebih maksimal,” ungkapnya.

Wabup juga menyoroti perlunya penguatan jaringan pemasaran hasil perikanan agar produk nelayan Bone dapat menembus pasar yang lebih luas. Dengan distribusi yang baik, kesejahteraan nelayan pun diharapkan meningkat.

Tak hanya itu, Akmal Pasluddin juga menekankan pentingnya jaminan keselamatan kerja dan perlindungan sosial bagi para nelayan. “Sinergitas antara program perlindungan sosial dan pemerintah daerah harus terus dijaga, demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat pesisir,” ujarnya.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menambah semangat para nelayan untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi perekonomian daerah,” tutupnya penuh optimisme.

Dalam kegiatan ini, hadir pula Nurwahidin, S.Pi., M.Si dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone sebagai narasumber. Ia memberikan pengetahuan teknis kepada peserta tentang alat tangkap ikan dan metode penangkapan yang ramah lingkungan.

Para nelayan diajak mengenal lebih dekat berbagai jenis alat tangkap seperti bagan (lift net) dan bubu (perangkap ikan), hingga mempelajari rancang bangun dan cara pembuatannya. Tak hanya itu, aspek pemasaran hasil tangkapan juga menjadi perhatian utama agar nelayan mampu memaksimalkan nilai ekonomi dari setiap hasil laut yang mereka peroleh.

Di sisi lain, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten Bone, Mansur, menyoroti pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan bagi profesi nelayan. Ia melaporkan bahwa hingga kini terdapat 70.855 pekerja di Kabupaten Bone yang telah terlindungi BPJS Ketenagakerjaan dari berbagai sektor.

“Profesi nelayan memiliki risiko sosial ekonomi yang tinggi, sehingga perlindungan melalui BPJS Ketenagakerjaan sangat penting,” tegas Mansur.

Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat perlu terus diperkuat dalam upaya mencapai Universal Coverage Jamsostek di Kabupaten Bone.

Sosialisasi ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Bone dalam memberdayakan masyarakat pesisir. Melalui peningkatan kapasitas, pemanfaatan teknologi, dan perlindungan sosial yang menyeluruh, nelayan Bone diharapkan dapat melangkah lebih maju tidak hanya sebagai penangkap ikan, tetapi sebagai pelaku ekonomi yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing.

Suara semangat para nelayan yang memenuhi PPI Lonrae sore itu menjadi pertanda bahwa perubahan sedang dimulai dari laut, untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Bone. (*)