BONE — Usai berlangsung selama dua pekan, Operasi Patuh Pallawa 2025 resmi berakhir pada Minggu, 27 Juli 2025. Selama masa operasi, Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Bone mencatat sebanyak 253 pelanggaran lalu lintas, dengan pendekatan yang tak hanya menitikberatkan pada penindakan, tetapi juga edukasi dan pembinaan.
Kasat Lantas Polres Bone, AKP H. Musmulyadi, S.Pd.I, menyebutkan bahwa operasi ini menyasar sejumlah pelanggaran yang dinilai paling berisiko memicu kecelakaan, terutama dari pengendara roda dua dan roda empat.
“Penindakan tidak hanya dilakukan melalui tilang manual, tetapi juga melalui kamera ETLE Mobile Handheld. Pendekatan kita juga bersifat lebih edukatif dan humanis,” ujar Musmulyadi.
Dari total 253 pelanggaran, 144 pengendara ditilang secara manual, 39 melalui sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement), dan 70 lainnya hanya diberikan teguran langsung. Mayoritas pelanggaran masih didominasi oleh pengendara sepeda motor, seperti tidak memakai helm, berboncengan lebih dari satu, pengemudi di bawah umur, hingga pengendara mobil yang tak menggunakan sabuk keselamatan.
Tak hanya fokus pada penindakan hukum, Operasi Patuh Pallawa 2025 juga menyentuh sisi preemtif dan preventif. Petugas terlihat aktif menyosialisasikan pentingnya keselamatan berlalu lintas ke sejumlah titik rawan pelanggaran, mulai dari kawasan sekolah, pasar, hingga pusat keramaian.
“Kami juga mengimbau masyarakat pengguna jalan agar tertib berlalu lintas. Jangan melanggar, karena sedikit kecerobohan bisa membawa petaka,” tegasnya.
Selama operasi, suasana penertiban lalu lintas berlangsung dalam nuansa edukatif dan penuh pengertian. Alih-alih pendekatan represif, petugas Satlantas Bone lebih banyak mengajak pengendara berdialog, menjelaskan pelanggaran mereka, serta memberikan edukasi tentang keselamatan berkendara.
Operasi ini menjadi cermin bahwa kesadaran masyarakat terhadap tertib lalu lintas masih perlu ditingkatkan. Namun, melalui pendekatan yang lebih humanis, Satlantas Bone berharap tercipta perubahan perilaku berkendara yang lebih aman dan beretika.
“Operasi ini bukan sekadar soal angka pelanggaran, tapi bagaimana kita semua belajar menjadi pengguna jalan yang lebih bertanggung jawab,” tutur AKP H. Musmulyadi.
Dengan berakhirnya Operasi Patuh Pallawa 2025, masyarakat diimbau tetap menjaga kedisiplinan meski razia telah usai. Sebab, keselamatan tidak hanya dimulai dari aturan, tetapi dari kesadaran setiap individu di jalan raya. (*)



Tinggalkan Balasan