BONE–Forum Pemerhati Kusta dan Disabilitas tingkat Kabupaten Bone melaksanakan Rapat Koordinasi Penguatan Kerja Sama pada Selasa, 31 Desember 2024, di Aula Lateya Riduni. Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi antara Yayasan BesKaR Bone, NLR Indonesia, dan Pemerintah Kabupaten Bone dalam mendukung program Zero Leprosy Project (ZLP).

Acara ini dibuka oleh Staf Ahli Bupati Bone, Amin Kadir, serta dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Bone, Andi Hikmawati, dan para narasumber, termasuk dr. Kasmawar Abbas DK, S.Ked Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Bone serta Drs. A. Mappangara, MM, Kepala Dinas Sosial Bone.

Direktur Yayasan BesKaR Bone, Dr. Asia A. Pananrangi, MH, menjelaskan bahwa program ZLP bertujuan untuk mencapai target nihil kusta di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bone. “Kami ingin memastikan bahwa orang dengan kusta dan OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta) dapat mengakses layanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial,” ujar Dr. Asia. Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk mengintegrasikan kebijakan dan program terkait pencegahan serta penanganan kusta.

Menurut data, Kabupaten Bone mencatat 452 kasus kusta baru antara tahun 2020 hingga 2024, dengan rincian 184 perempuan dan 268 laki-laki. Angka ini mencerminkan tantangan yang signifikan dalam upaya memberantas kusta di daerah tersebut. Meski kusta dapat disembuhkan dengan pengobatan antibiotik, stigma dan diskriminasi terhadap penyintas kusta masih menjadi masalah besar.

“Kusta bukan hanya masalah medis. Setelah sembuh, penyintas sering menghadapi stigma dan tantangan ekonomi serta sosial,” ungkap Asia.

Dalam rapat tersebut, Dr. Asia juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya solidaritas. “Mari memasyarakatkan kusta, tetapi jangan mengkustakan masyarakat,” ucapnya. Ia juga mengutip filosofi Bone: Senge’ka simata jarung, na kubali senge’ki sipupureng lino. Senge’ka pada lunrana kalukue, kubali senge’ki pada cenninna gollae yang mengajarkan tentang pentingnya saling membantu dan memperkuat kebajikan.

Melalui forum ini, Yayasan BesKaR Bone mengajak pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Bone bebas kusta. Dukungan berupa akses layanan dan pemberdayaan untuk penyandang disabilitas serta OYPMK menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

“Mari kita jadikan Kabupaten Bone sebagai contoh bagaimana masyarakat dapat bersatu dalam melawan stigma dan menciptakan lingkungan inklusif,” tutup Dr. Asia.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bone, Andi Hikmawati, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung percepatan target kinerja Forum Kabupaten Bone Sehat (FKBS). Hal ini disampaikannya dalam forum kemitraan antara FKBS dengan forum pemerintah penyandang kusta dan disabilitas tingkat kabupaten Bone.

“Kemitraan program perlu kami optimalkan untuk mendukung percepatan target kinerja FKBS dalam mewujudkan Kabupaten Bone sebagai kabupaten sehat yang paripurna. Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi membutuhkan kerjasama dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, terutama komitmen masyarakat untuk hidup sehat,” kata Andi Hikmawati.

Andi Hikmawati mengungkapkan bahwa angka penyandang kusta dan disabilitas di Kabupaten Bone masih relatif tinggi. Menurutnya, tantangan utama adalah memastikan komitmen semua pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perusahaan, dan masyarakat untuk memberdayakan para penyandang kusta dan disabilitas tersebut.

“Hal yang paling utama untuk dipersiapkan dan diantisipasi adalah kepastian data, termasuk data by name by address bagi orang yang pernah mengalami kusta. Selain itu, menghilangkan stigma terhadap mereka yang pernah mengalami kusta sangat penting agar tidak terjadi kasus baru,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua TP PKK Bone menekankan perlunya edukasi kepada masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung. Ia mengajak semua pihak untuk berkomitmen membantu memberdayakan saudara-saudara yang mengalami gangguan kesehatan.

“Kunci keberhasilan adalah kesadaran bersama. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga peran aktif masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan inklusif. Edukasi berkelanjutan sangat penting untuk menghilangkan stigma dan memperkuat pemberdayaan penyandang kusta dan disabilitas,” tegas Andi Hikmawati.

Dengan kolaborasi yang erat, ia optimis Kabupaten Bone dapat menjadi daerah yang sehat dan inklusif, di mana seluruh masyarakatnya, termasuk penyandang kusta dan disabilitas, dapat hidup dengan kualitas yang lebih baik. (*)