BONE–Kabupaten Bone menorehkan prestasi gemilang di sektor pertanian. Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat, sepanjang Januari hingga April 2025, produksi gabah kering giling di Kabupaten Bone menembus 319.272 ton. Angka ini menjadikan Bone sebagai daerah dengan produksi tertinggi di Sulsel, sekaligus melampaui Kabupaten Sidrap yang selama ini dikenal sebagai lumbung padi terbesar.

Perbandingan dengan tahun sebelumnya memperlihatkan lonjakan luar biasa. Pada periode yang sama tahun 2024, produksi gabah kering giling Bone hanya 116.891 ton. Artinya, dalam satu tahun terjadi peningkatan hampir tiga kali lipat.

Tak hanya gabah, produksi beras pun melonjak drastis. Dari 67.077 ton pada tahun 2024, kini mencapai 183.210 ton. Lonjakan ini menandai keberhasilan menyeluruh dari hulu ke hilir dalam tata kelola pertanian di Bumi Arung Palakka.

Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., menyebut capaian ini sebagai tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan daerah.

“Alhamdulillah, kerja keras petani kita membuahkan hasil yang menggembirakan. Ini bukan sekadar angka, ini bukti bahwa Bone bisa menjadi lumbung pangan Sulawesi Selatan,” ujar adik Menteri Pertanian RI, H. Andi Amran Sulaiman, itu.

Ia menegaskan, keberhasilan tersebut adalah hasil dari kebijakan pertanian yang tepat sasaran serta sinergi berbagai pihak. “Keberhasilan produksi Bone bisa berdampak pada kesejahteraan petani dan menjadi penopang utama perekonomian daerah,” tandasnya.

Data BPS juga menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Tercatat, 28,54 persen dari total tenaga kerja nasional yang mencapai 145,77 juta orang terserap di sektor ini.

Bahkan dalam kurun Agustus 2024 hingga Februari 2025, sektor pertanian menyerap tambahan 850 ribu tenaga kerja, tertinggi dibanding sektor lain. Hal ini menegaskan pentingnya peran sektor pertanian dalam menopang ekonomi rakyat.

Di tengah capaian gemilang itu, Bupati Andi Asman juga menyampaikan ucapan selamat Hari Tani Nasional, yang diperingati setiap 24 September. Menurutnya, momentum ini bukan hanya perayaan seremonial, melainkan penghormatan atas jasa besar para petani.

“Hari Tani Nasional adalah momentum penting untuk menghormati dan mengapresiasi jasa para petani yang telah berkontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia,” ungkapnya di Watampone, Rabu (24/9/2025).

Sebagai daerah dengan produksi padi terbesar di Sulsel, Bone disebutnya memiliki andil besar dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Ia berharap, Hari Tani Nasional bisa memantik semangat baru bagi para petani Bone untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

“Semoga Hari Tani Nasional dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus meningkatkan kesejahteraan petani dan kemajuan pertanian di Indonesia,” ujarnya penuh optimisme.

Bupati juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bone untuk terus memberikan perhatian serius terhadap sektor pertanian, baik melalui penyediaan sarana produksi, pembinaan, maupun inovasi teknologi pertanian yang ramah lingkungan.

Hari Tani Nasional sendiri merujuk pada lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960, yang menjadi simbol perjuangan petani sekaligus pengingat bagi semua pihak untuk terus memperjuangkan kesejahteraan mereka.

Dengan capaian ini, Kabupaten Bone tidak hanya mengukuhkan diri sebagai lumbung pangan terbesar di Sulawesi Selatan, tetapi juga membuktikan bahwa ketahanan pangan bisa dicapai melalui kerja keras, kebijakan tepat, dan gotong royong seluruh elemen masyarakat. (*)