BONE–Semangat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman terpancar dalam seminar bertajuk Anti Perundungan dan Kekerasan Peserta Didik yang digelar di SMAN 25 Bone pada Rabu, 20 November 2024. Kegiatan tersebut dihadiri oleh siswa, guru, dan orang tua, sebagai langkah nyata sekolah untuk mencegah praktik perundungan yang kian marak.
Perundungan, baik yang disengaja maupun tidak, sering kali terjadi di lingkungan sekolah, meninggalkan dampak negatif yang mendalam bagi korban. Menyadari hal ini, SMAN 25 Bone menggandeng Kejaksaan Negeri Bone, khususnya Cabang Kejaksaan Negeri Lappariaja, sebagai mitra strategis untuk memberikan wawasan dan edukasi kepada komunitas sekolah.

Kasi Pembinaan SMA Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone, Dr. Shabiel Zakaria, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya saat membuka acara, menegaskan pentingnya upaya kolaboratif dalam menangani perundungan. “Saya mengajak siswa, guru, dan orang tua untuk bersama-sama mencegah perundungan sejak dini. Jika sudah terjadi, penanganannya menjadi jauh lebih sulit, apalagi jika ada korban yang terluka secara fisik maupun psikologis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Shabiel mengapresiasi inisiatif sekolah untuk membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan (TPPTK), sebuah upaya sistematis yang diharapkan mampu menjadi garda depan dalam melawan perundungan. “Pendekatan persuasif harus menjadi prioritas. Kami terus mendorong sekolah untuk mengimplementasikan berbagai program, seperti seminar ini, agar lingkungan belajar menjadi ruang yang mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan dampak hukum dan sosial dari perundungan. Dengan gaya interaktif, ia mengajak siswa untuk memahami hak dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari komunitas sekolah. Para peserta, terutama siswa, juga diajak untuk berbagi pengalaman dan menyampaikan aspirasi mereka terkait perundungan di sekolah.
Semangat kolaborasi dalam seminar ini menjadi titik awal yang menjanjikan bagi SMAN 25 Bone untuk menanamkan budaya saling menghargai dan menolak segala bentuk kekerasan. “Kami optimis, melalui pendekatan holistik yang melibatkan semua pihak, SMAN 25 Bone bisa menjadi teladan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan,” pungkas Shabiel.
Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan langkah pencegahan perundungan di lingkungan pendidikan semakin masif dan konsisten, demi masa depan siswa yang lebih baik dan harmonis. (*)



Perundungan adalah masalah yang harus dihadapi bersama