BONE — Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Sosial mulai membuka penerimaan siswa baru untuk Sekolah Rakyat, program pendidikan berasrama yang menjadi harapan baru bagi Anak Tidak Sekolah (ATS).

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bone, Drs. A. Mappangara, MM, mengungkapkan bahwa animo masyarakat terhadap sekolah rakyat ini sangat luar biasa. Untuk jenjang SMA, sudah lebih dari 60 anak mendaftar, padahal kuota yang tersedia hanya 25 orang. Begitu pula di jenjang SMP, jumlah pendaftar telah melampaui 40 orang, sementara daya tampung hanya 25 kursi. Untuk tingkat SD, dari kuota 50 anak, saat ini hanya tersisa tujuh kursi yang dipastikan akan terisi penuh dalam waktu dekat.

“Sekolah Rakyat ini Boarding School, jadi siswa akan diasramakan. Orang tua yang anaknya diterima harus menandatangani pernyataan bersedia untuk diasramakan,” jelas A. Mappangara.

Untuk fasilitas, Pemerintah Kabupaten Bone memanfaatkan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Bone sebagai lokasi rintisan. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,8 miliar untuk renovasi gedung, ditambah anggaran prabotan atau mobiler. Minggu depan, proses renovasi akan dimulai.

“Asramanya nanti kita gunakan gedung bertingkat BLK Bone, yang juga akan direhab. Sudah disiapkan dapur, ruang makan, hingga sumur bor. Ini tidak datang begitu saja, tapi berkat peran Bupati Bone yang punya jaringan kuat hingga ke pusat,” ungkapnya.

Tak hanya di pusat kota, pembangunan Sekolah Rakyat juga menyasar wilayah Rompe, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur. Pembangunan di Rompe sudah dimulai tahun ini dengan total anggaran mencapai Rp 210 miliar terdiri dari Rp 180 miliar untuk fisik bangunan dan Rp 30 miliar untuk perabotan. Pembangunan ini ditargetkan rampung sebelum tahun ajaran baru, agar siswa dapat langsung pindah ke lokasi permanen.

Menariknya, Sekolah Rakyat ini memiliki standar tinggi. Guru-guru yang akan mengajar diwajibkan fasih berbahasa Inggris dengan bukti sertifikat TOEFL. Perekrutan pun langsung dilakukan oleh pemerintah pusat, sehingga tidak menutup kemungkinan mendatangkan pengajar dari luar daerah.

Program ini juga tak main-main soal pembiayaan. Setiap anak akan didukung anggaran sekitar Rp 4-5 juta per bulan untuk kebutuhan makan dan kebutuhan asrama lainnya.

Selain di Bone, Sekolah Rakyat juga akan dibangun di Bakunge. Sesuai rencana Pemprov Sulawesi Selatan, Sekolah Rakyat ini terbuka bukan hanya untuk warga Bone, tetapi juga anak-anak dari seluruh kabupaten di Sulsel yang membutuhkan kesempatan menempuh pendidikan.

Dengan konsep Boarding School gratis dan dukungan penuh pemerintah, Sekolah Rakyat diharapkan benar-benar menjadi jembatan bagi anak-anak yang sebelumnya terputus dari dunia sekolah, menuju masa depan yang lebih cerah. (*)