BONE–Ketua Komisi II DPRD Bone, Andi Muh. Idris Alang, turut menyaksikan penyerahan bantuan 27 unit traktor roda empat merek Harfia HTR-855 dari Kementerian Pertanian RI di Desa Unra, Kecamatan Awangpone Rabu, 12 Februari 2025. Bantuan ini secara langsung diserahkan oleh Bupati Bone terpilih, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., MM kepada para petani setempat.

Bantuan alat pertanian senilai lebih dari Rp10 miliar ini diharapkan dapat mendorong produktivitas pertanian di Kabupaten Bone. Andi Muh. Idris Alang menekankan bahwa dengan jumlah bantuan yang begitu besar, kegagalan sektor pertanian di Bone seharusnya menjadi bahan evaluasi.

“Belum dilantik, bantuan miliaran rupiah sudah mengalir ke Bone. Jadi, sekarang tinggal bagaimana komitmen kita dalam mensukseskan program swasembada pangan di Kabupaten Bone,” ujar politisi Partai Golkar itu.

Idris Alang juga mengungkapkan bahwa selama ini jumlah bantuan alat pertanian di Bone sudah cukup banyak. Dari 6.500 kelompok tani, telah disalurkan lebih dari 8.000 traktor selama kepemimpinan Andi Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian. Namun, pemanfaatan alat-alat ini belum optimal.

“Sebenarnya jumlah traktor kita sudah lebih dari cukup, bahkan sudah dobel-dobel di beberapa kelompok tani. Hanya saja, tidak semua dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Idris Alang menilai bahwa keberadaan tiga bersaudara Bone di jajaran pemerintahan menjadi sebuah keuntungan bagi daerah. Ia merujuk pada H. Andi Asman Sulaiman sebagai Bupati Bone terpilih, H. Andi Sudirman Sulaiman kembali menjabat sebagai Gubernur Sulsel, serta Andi Amran Sulaiman yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertanian RI.

“Ini pertama kalinya dalam sejarah Bone, Bupati terpilih bersaudara dengan Gubernur Sulsel dan juga Menteri Pertanian RI. Ini kebanggaan bagi kita semua karena saya yakin, dengan keterlibatan mereka, kebutuhan para petani Bone akan lebih diperhatikan,” katanya optimis.

Sebagai contoh nyata, ia menyebut bahwa kuota pupuk untuk petani Bone kini meningkat hingga dua kali lipat.

“Kalau dulu petani harus mengemis ke pengecer untuk mendapatkan pupuk karena stok terbatas, sekarang justru pengecer yang harus mencari petani untuk membeli pupuk karena stoknya melimpah,” ungkapnya.

Untuk menyukseskan program swasembada pangan, Idris Alang menegaskan bahwa seluruh stakeholder harus terlibat aktif. Salah satunya adalah peran penyuluh pertanian yang diharapkan lebih banyak turun ke sawah untuk mendampingi petani dalam menghadapi tantangan seperti serangan hama.

Selain itu, ia juga mengungkapkan kebijakan pemerintah yang memberikan jaminan harga bagi hasil pertanian. Salah satu contohnya adalah harga gabah yang kini ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.

“Ini peluang besar bagi petani kita. Dengan harga yang lebih stabil dan bantuan alat yang terus mengalir, tinggal bagaimana kita semua berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin,” pungkasnya.

Dengan berbagai dukungan ini, Kabupaten Bone diharapkan dapat semakin maju dalam sektor pertanian dan menjadi salah satu lumbung pangan utama di Sulawesi Selatan. (*)