BONE–Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bone, AKBP La Muati, SH., MH, menegaskan komitmen bersama untuk mencegah penyalahgunaan narkotika di lingkungan pendidikan dalam rapat koordinasi bersama Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone. Acara yang berlangsung pada Kamis, 23 Januari 2025, di SMKN 1 Bone, dihadiri oleh Kepala UPT SMA, SMK, dan SLB Negeri maupun Swasta se-Kabupaten Bone.
La Muati mengungkapkan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk mendukung cita-cita Presiden RI dalam mewujudkan sekolah bebas narkoba. “Baru-baru ini ada kasus guru yang terlibat narkoba. Ini menjadi perhatian serius. Sekolah harus menjadi tempat yang aman, terbebas dari ancaman narkotika,” ujarnya.
La Muati menekankan bahwa efek narkoba sangat destruktif. “Satu siswa saja yang terpapar dampaknya sangat besar. Bone adalah daerah yang banyak melahirkan pemimpin bangsa, kita tidak boleh lengah. Upaya ini harus dimulai dari pembentukan karakter siswa, memutar lagu anti narkoba, hingga memberikan sosialisasi dan informasi yang konsisten,” katanya.
Dalam paparannya, La Muati juga mengungkapkan metode penyalahgunaan narkoba semakin canggih. “Pelaku kini menggunakan alat elektronik dan barcode. Sekolah harus meningkatkan pengawasan dan membentuk Satgas Anti Narkoba,” jelasnya.
Dia juga memuji beberapa sekolah yang telah menjadi pelopor dalam pencegahan narkoba, seperti SMAN 14 Bone, SMAN 8 Bone, termasuk SMAN 1 Bone, dan SMAN 13 Bone, yang telah mengambil langkah proaktif melalui tes urine guru dan siswa. “SMAN 14 Bone dan SMAN 8 Bone bisa menjadi pionir sekolah bersinar. Ini contoh yang baik bagi sekolah lainnya,” tuturnya.
Kepala SMAN 14 Bone, Drs. Mubarak, M.Pd., menambahkan bahwa pencegahan narkoba bukan hal yang sulit jika dilandasi dengan komitmen kuat. “Di SMAN 14 Bone, kami sudah melakukan tes urine bagi guru-guru dan siswa. Langkah ini lebih baik daripada membiarkan risiko terpapar narkoba. Kita harus berinvestasi pada pendidikan dan kesehatan,” kata Mubarak.
La Muati mengingatkan bahwa narkoba adalah ancaman yang lebih berbahaya dibandingkan terorisme. “Kalau terorisme hanya merusak jiwa, narkoba merusak jiwa sekaligus tubuh. Selama masih ada permintaan dan faktor ekonomi yang memengaruhi, narkoba sulit diberantas. Maka, tugas kita adalah memutus rantai permintaan ini,” tegasnya.
Melalui sinergi antara BNN, sekolah, dan masyarakat, Kabupaten Bone diharapkan dapat menjadi daerah yang bebas dari narkoba. Dengan mencetak generasi yang bersih dan berkarakter, Bone terus berkontribusi dalam melahirkan pemimpin bangsa. (*)



Tinggalkan Balasan