BONE–Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bone. Putra terbaik Bone ini tidak hanya memantau fasilitas gedung Kampus II IAIN Bone tetapi juga membawakan kuliah umum bertajuk “Kurikulum Cinta dan Integritas Civitas IAIN Bone” di Kampus I IAIN Bone.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, mengungkapkan bahwa dirinya baru saja mengunjungi salah satu gedung yang mangkrak di kampus IAIN Bone. Dalam kunjungannya, beliau menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi fisik kampus tersebut, yang dinilainya sebagai salah satu kampus Kementerian Agama paling terbelakang di Sulawesi Selatan. “Kampus IAIN Bone adalah yang terjelek, padahal ini kampungnya Menteri Agama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Nasaruddin menceritakan bahwa ia telah berdiskusi dengan Rektor IAIN Bone terkait kebutuhan anggaran untuk membenahi kampus. Ketika beliau bertanya, “Kira-kira anggaran kampus IAIN butuh berapa?” pertanyaan itu disambut riuh oleh para mahasiswa dan civitas akademika yang hadir, mencerminkan semangat mereka untuk perubahan.
Namun demikian, beliau menegaskan bahwa meskipun IAIN Bone mungkin kalah dari segi fisik atau infrastruktur, hal itu tidak boleh membuat kampus kalah dalam hal kualitas dan inovasi. “Siapa pun yang menjadi rektor di kampung Pak Menteri harus memiliki semangat besar dan inovasi yang luar biasa. Ukuran keberhasilan bukan hanya dari potret yang kita lihat di dalam kampus, tetapi bagaimana pandangan dari luar terhadap kampus ini. Jika potret dari luar sudah baik, maka itulah bentuk keberhasilan yang sejati,” tegasnya.
Sebagai Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan bahwa tugas utama Kementerian Agama adalah menyatukan umat dengan agama. “Apa yang dianjurkan agama harus berjalan simetris dengan perilaku umatnya. Tantangan lembaga pendidikan, terutama seperti IAIN Bone, adalah bagaimana membuat umat semakin dekat dengan agamanya, apa pun agama yang dianutnya,” katanya.
Dalam kuliah umum tersebut, Nasaruddin juga mengungkapkan pentingnya kurikulum yang mampu mencetak generasi berkualitas. Ia membandingkan Indonesia dengan negara-negara seperti Cina dan Jepang yang tetap menjaga tradisinya di tengah modernitas. “Indonesia sering kehilangan jati diri, lebih kebarat-baratan daripada tradisi kita sendiri,” ujarnya.
Sebagai orang Bone, Nasaruddin mengingatkan pentingnya menampilkan ciri khas daerah, seperti nilai Magetteng (tangguh) dan Malempu (jujur). “Magetteng tidak mungkin tercapai tanpa pengetahuan luas, dan Malempu tidak akan ada tanpa keimanan yang kuat. Dunia akan mencari manusia yang memiliki kedua potensi ini,” jelasnya.
Menutup kuliahnya, Nasaruddin Umar berpesan kepada mahasiswa untuk terus belajar dan introspeksi diri. “Belajarlah terus. Jangan tidur sebelum menyelesaikan ibadah sunnah. Jalani hidup dengan konsisten,” pesan beliau yang disambut tepuk tangan meriah dari peserta.
Kunjungan ini menjadi momen bersejarah bagi IAIN Bone dan memberikan harapan besar akan perkembangan kampus ini di masa depan, baik dalam infrastruktur maupun kualitas pendidikan yang ditawarkan. (*)



Tinggalkan Balasan