BONE–Pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Bone tahun 2025 pada Jumat, 15 Agustus, menyisakan momen haru yang tak terlupakan. Dari sekian banyak siswa yang dikukuhkan, sosok Arviello Surya Prabu, siswa SMAN 3 Bone kelahiran Bau-Bau, 9 Maret 2009, menjadi pusat perhatian.

Usai prosesi pengukuhan, Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman mengajukan pertanyaan sederhana kepada para Paskibraka, “Siapa yang orang tuanya tidak hadir dalam acara ini?” Suasana pun hening, hingga tangan Arviello terangkat pelan. Namanya lalu dipanggil ke depan.

“Orang tuanya di mana?” tanya Bupati. Dengan suara bergetar, Arviello menjawab, “Ayah sedang bertugas di Palu, sementara mama sudah berpulang ke rahmatullah. Di acara sakral ini, saya ditemani oleh nenek saya.” Jawaban itu membuat suasana mendadak haru.

Sambil menahan air mata, Arviello berdiri tegar di hadapan Bupati dan seluruh hadirin. Bupati Andi Asman lalu menepuk pundaknya, meneguhkan hati sang siswa. “Jangan bersedih. Meski orang tuamu tidak ada di sini, anggaplah saya sebagai ayahmu dan ibu Ketua TP PKK sebagai ibumu. Kalau ada masalah atau keluhan, sampaikan langsung ke saya,” ucapnya penuh empati.

Tak berhenti di situ, Bupati pun memberikan kejutan istimewa. “Di momen bahagia ini, saya akan berikan hadiah khusus. Mau hadiah apa?” tanya Bupati. Arviello hanya terdiam, tersipu malu. Sang Bupati kembali bertanya, “Mau motor?” Dengan suara lirih, Arviello menjawab, “Mau, Puang.”

Momen ini kian berkesan ketika Bupati menanyakan cita-cita Arviello. “Mau jadi apa?” tanya beliau. “Siap, mau jadi TNI,” jawabnya mantap. Mendengar itu, Bupati langsung memberi dukungan penuh. “Belajar yang giat. Nanti difasilitasi agar cita-citamu bisa terwujud. Temui Pak Dandim untuk mendapat kiat-kiat agar bisa jadi TNI,” pesan Bupati.

Arviello Surya Prabu pun tak hanya dikenang sebagai anggota Paskibraka yang dikukuhkan tahun ini, tetapi juga sebagai simbol keteguhan hati seorang anak bangsa. Kisahnya memberi pelajaran bahwa semangat, doa, dan tekad tak akan pernah padam, meski dalam keterbatasan. (*)