BONE — Sorak sorai dan tepuk tangan menggema di Lorong Salewangeng, Lingkungan Cellu Rilau, Kelurahan Cellu, Kecamatan Tanete Riattang Timur. Warga berbondong-bondong memenuhi area lapangan terbuka untuk mengikuti Pesta Rakyat Mallanca, sebuah tradisi permainan rakyat yang kembali digelar setelah lama vakum.

Suasana semakin riuh ketika Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., tiba di lokasi. Kehadirannya disambut meriah oleh masyarakat yang antusias ingin melihat langsung orang nomor satu di Kabupaten Bone itu berbaur bersama warga.

Tak hanya menyapa dan memberi sambutan, Bupati Andi Asman bahkan ikut turun langsung ke arena Mallanca, melawan Kepala Dinas Koperasi Bone Hamzah Sanusi, serta Camat Tanete Riattang Timur, A. Muhammad Iqbal Walinono. Gelak tawa dan sorakan penonton menambah semarak jalannya permainan yang menjadi simbol kekompakan dan semangat gotong royong masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Bupati Bone mengapresiasi antusiasme warga dan berharap Pesta Rakyat Mallanca dapat dijadikan agenda tahunan.

“Kegiatan Mallanca ini kalau bisa dilaksanakan setiap tahun. Pelaksanaannya sederhana saja, yang penting membawa berkah bagi kita semua. Dari kegiatan ini kita bisa merasakan kebersamaan, kesehatan, dan rejeki yang diberikan oleh Allah SWT,” ujarnya.

Selain menyoroti nilai kebersamaan, Bupati juga mengingatkan pentingnya menjaga sumur Cellu, sumber irigasi utama yang menjadi penopang kehidupan para petani di wilayah tersebut.

“Adanya sumur Cellu ini adalah sumber kehidupan. Saya minta Dinas Pertanian dan PU SDA agar menyisipkan anggaran untuk pemeliharaannya,” tegasnya.

Acara yang berlangsung hingga sore hari itu turut dihadiri sejumlah kepala dinas, camat, serta unsur Forkopimcam Tanete Riattang Timur. Warga menikmati suasana penuh keceriaan dengan suguhan kuliner tradisional dan hiburan rakyat yang menambah semangat kebersamaan.

Pesta Rakyat Mallanca di Cellu bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga simbol harmoni antara pemerintah daerah dan masyarakat, di mana tradisi dan nilai-nilai lokal tetap dijaga sebagai warisan budaya yang memperkuat jati diri Bone. (*)