BONE–Senyum bahagia menghiasi wajah Sukmawati, seorang perempuan tangguh penyandang disabilitas, saat ia menggenggam erat paket bantuan usaha produktif dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bone. Di sampingnya, 20 penyandang disabilitas lainnya turut merasakan haru dan syukur yang sama. Mimpi Sukmawati untuk mengembangkan usaha kelontong kecil yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya, perlahan mulai terwujud.

Penyerahan bantuan ini dilangsungkan di Kantor Baznas Bone, Jalan Ahmad Yani, Watampone. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, yang secara simbolis menyerahkan paket bantuan tersebut, didampingi para pimpinan Baznas Bone Rusmin Igho, Muhaimin Ali, dan Ihsan Abdullah serta Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Bone, Andi Takdir.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada para Muzakki yang telah mempercayakan zakatnya kepada Baznas Bone. Melalui program ini, kita mendukung masyarakat disabilitas dan program inklusi pemerintah daerah,” ujar Wakil Bupati dalam sambutannya.

Tak hanya menyerahkan bantuan, pada momen itu Andi Akmal juga menunjukkan keteladanannya dengan menyalurkan zakat profesinya melalui sistem digital QRIS yang telah disiapkan oleh Baznas Bone. Ia juga menghimbau kepada ASN, pengusaha, dan masyarakat berpenghasilan di atas Rp7 juta untuk turut berpartisipasi dalam menyalurkan 2,5 persen zakatnya ke Baznas.

“Jika pengumpulan zakat meningkat, maka program bantuan untuk mustahik pun bisa diperluas. Kita ingin lebih banyak yang terbantu,” tegasnya.

Rusmin Igho, Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan ZIS Baznas Bone, menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan langsung dari Wakil Bupati Bone. “Ini bukti nyata komitmen Pemkab Bone dalam mendukung peningkatan pengumpulan zakat. Harapannya, ini bisa menggugah kesadaran masyarakat lainnya,” katanya.

Sementara itu, Muhaimin Ali, Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian, menjelaskan bahwa ke depan Baznas Bone akan lebih agresif menjangkau kelompok-kelompok masyarakat mustahik lainnya. “Hari ini kami memulai dari kelompok disabilitas, selanjutnya kami akan bergerak ke sektor lain, sesuai lima program utama Baznas: kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan dakwah.”

Bagi Sukmawati dan teman-temannya, bantuan ini bukan sekadar modal usaha. Ini adalah bentuk pengakuan, kepedulian, dan jembatan harapan yang nyata dari masyarakat dan pemerintah untuk mereka yang selama ini sering berada di pinggir arus pembangunan.

“Terima kasih Baznas, terima kasih Pemerintah Bone. Bantuan ini bukan hanya barang, tapi semangat baru bagi kami,” ungkap Sukmawati dengan mata berkaca-kaca.

Kini, semangat baru itu ia bawa pulang bersama harapan akan masa depan yang lebih mandiri dan bermartabat. (*)