BONE–Di balik seragam loreng dan komando militer yang tegas, Letkol Inf Laode Muhammad Idrus Komandan Kodim 1407/Bone menyimpan empati yang dalam untuk rakyat kecil. Sejak menjabat, ia tak hanya memimpin pasukan, tapi juga memeluk tanggung jawab sosial dengan ketulusan yang menyentuh hati.

Setiap hari Jumat, halaman Kodim 1407/Bone berubah menjadi ruang harapan. Program “Jumat Berkah” yang digagas Letkol Laode tak sekadar rutinitas seremonial. Di sinilah para tukang becak, warga kurang mampu, hingga kaum dhuafah, bukan hanya untuk menerima sembako, tapi juga untuk merasakan perhatian yang tulus dari seorang pemimpin.

“Jumat bukan hanya tentang hari libur atau rutinitas. Ini tentang kesempatan untuk berbagi, menunjukkan bahwa negara hadir di tengah mereka,” ujar Letkol Laode dengan nada rendah namun penuh makna.

Namun, Jumat Berkah hanyalah permulaan. Di bulan Juni mendatang, Letkol Laode tengah menyiapkan sebuah program yang tak kalah istimewa lebih dari sekadar bantuan materi. Ia berencana mengumpulkan masyarakat Bone, terutama para orang tua dan anak-anak, dalam sebuah kegiatan yang sarat makna.

“Kita bantu cek kesehatan, kita datangkan tim psikologi juga. Biar kita lihat bagaimana kondisi anak-anak kita. Yang punya cita-cita masuk TNI, kita bantu arahkan,” tuturnya.

Program ini bukan sekadar ajang seleksi atau pelatihan. Di mata Letkol Laode, ini adalah bentuk nyata dari tanggung jawab sosial militer kepada masyarakat. Ia ingin memastikan bahwa setiap putra-putri Bone yang bercita-cita menjadi prajurit tidak terhalang oleh keterbatasan.

“Fasilitas kita berikan gratis. Jangan pikirkan biaya. Sama saya, jangan bayar. Semua difasilitasi,” tegasnya.

Langkah ini menjadi angin segar di tengah keterbatasan akses yang selama ini membayangi masyarakat pedesaan dan keluarga kurang mampu. Tim psikologi yang akan dihadirkan pun bukan tanpa alasan. Laode ingin memastikan bahwa kesiapan mental anak-anak Bone tak kalah penting dari fisik dan intelektual mereka.

Dengan inisiatif seperti ini, Letkol Inf Laode Muh. Idrus tak hanya mengukuhkan dirinya sebagai seorang komandan, tetapi juga sebagai sosok pemimpin rakyat yang menyatukan disiplin militer dengan kelembutan hati nurani.

Di tengah riuhnya tantangan zaman, kehadiran sosok seperti Dandim Bone ini menjadi penegas bahwa kekuatan sejati bukan hanya ada di senjata dan strategi, tetapi juga dalam kepedulian, pengabdian, dan kemanusiaan. (*)