BONE – Pelaksana PT Amal Loponindo, Andi Bachtiar Darma, akhirnya angkat bicara terkait hasil pemantauan Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., terhadap progres pengerjaan ruas jalan Wellullang–Ulo yang menghubungkan Kecamatan Amali dan Tellu Siattinge.

Andi Bahtiar mengakui adanya sejumlah titik pengerjaan yang dinilai masih kurang maksimal, khususnya pada bagian talud penyangga jalan. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kualitas rendah yang ditemukan Bupati tidak terjadi secara menyeluruh.

“Memang ada kondisi teknis yang tidak sempat tersampaikan saat Bupati melakukan pemantauan. Beberapa titik kualitasnya rendah, itu kami tidak pungkiri, tapi tidak total seperti itu. Temuan di lapangan itu baru dua hari pengerjaan. Hanya saja pekerja di lapangan tidak berani menjelaskan langsung,” ujar Andi Bachtiar, Selasa (2/9/2025).

Ia menambahkan, pekerjaan talud di awal pengerjaan mungkin tampak kurang sempurna karena jenis pasir yang digunakan berwarna pekat kehitaman sehingga campuran semen tidak terlihat jelas.

“Nanti setelah seminggu baru kelihatan kekuatannya. Tapi kami tetap siap bertanggung jawab penuh atas apa yang dikerjakan. Insyaallah besok kami akan rapat untuk mencari solusi terbaik sesuai petunjuk Pak Bupati dan ketentuan teknis yang ada,” jelasnya.

Andi Bachtiar menegaskan bahwa pihaknya telah menjadwalkan rapat evaluasi bersama Kepala Dinas BMCKTR Bone, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Konsultan Pengawas, dan Pengawas PU pada Rabu, 3 September 2025. Rapat itu akan membahas tindak lanjut sidak Bupati, termasuk kemungkinan pembongkaran pada bagian yang dianggap tidak bisa diperkuat.

Sebelumnya, Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman meninjau langsung progres rehabilitasi jalan sepanjang 2 kilometer 165 meter tersebut. Proyek yang dikerjakan PT Amal Loponindo ini tengah memasuki tahap pengerasan dan pembangunan talud, sebelum nantinya dilakukan pengaspalan jalan selebar 4 meter, ditambah masing-masing 1 meter beton di sisi kiri dan kanan sebagai penguat.

Dalam sidak, Bupati menyoroti kualitas talud yang belum sesuai standar.

“Saya minta ini diperbaiki dan dikerjakan ulang. Saya tidak mau kualitasnya rendah. Pembangunan infrastruktur harus benar-benar memperhatikan kualitas agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat dalam jangka panjang. Kita tidak boleh main-main dengan kualitas, apalagi ini menyangkut kepentingan orang banyak,” tegas Bupati.

Langkah responsif pihak kontraktor yang langsung akan menggelar rapat koordinasi menjadi harapan agar pekerjaan bisa segera dikoreksi sesuai standar teknis. Dengan begitu, rehabilitasi jalan yang diharapkan masyarakat dapat benar-benar menghadirkan infrastruktur yang kokoh, aman, dan bermanfaat dalam jangka panjang. (*)