BONE–Sebanyak 70 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Bone patut berbangga hati. Mereka sukses mengemban tugas mulia mengibarkan Sang Merah Putih dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Merdeka, Kota Watampone, Ahad (17/8/2025).
Di antara puluhan wajah penuh semangat itu, sorotan tertuju pada sosok Sri Mulyani, siswi SMA Negeri 12 Bone yang kini dipimpin oleh Hj. A. Sitti Marwah, S.Pd., M.Pd. Putri sulung dari pasangan Muhammad Izhak, seorang petani, dan Ernawati, ibu rumah tangga, mendapat amanah istimewa sebagai pembawa baki bendera pusaka.
Menjadi pembawa baki bukanlah tugas biasa. Ia simbol penghormatan sekaligus kepercayaan tinggi dari panitia seleksi. Sri Mulyani sendiri lahir di Juji, Samarinda, pada 19 April 2009. Kini, ia menempuh pendidikan di Bone bersama tiga adiknya. Dengan penuh tanggung jawab, Sri tergabung dalam pasukan inti (Pasukan 8) yang bertugas pada upacara pagi.
“Syukur Alhamdulillah, saya merasa senang, bangga, dan bersyukur. Bersama teman-teman Paskibraka lainnya, kami berhasil melaksanakan prosesi pengibaran bendera dengan lancar,” ungkapnya, usai menunaikan tugas.
Meski terlihat tenang di lapangan, Sri tak menutupi bahwa dirinya sempat diliputi rasa cemas.
“Sebelumnya sempat ada rasa takut, karena tugas ini cukup berat. Saya waswas jika tidak berhasil menjalankannya dengan baik. Tapi setelah prosesi selesai tanpa hambatan, rasa lega langsung menyelimuti saya,” ujarnya.
Usai pengibaran, Sri kembali bergabung dengan rekan-rekannya untuk menyiapkan tugas sore hari: penurunan bendera. “Kami optimis semua bisa berjalan dengan baik. Semangat kami tetap terjaga sebagai Paskibraka Kabupaten Bone,” tambahnya.
Kisah Sri Mulyani menjadi cermin keteguhan dan semangat juang generasi muda. Dari seorang anak petani di pelosok desa, kini ia berdiri gagah di tengah lapangan, membawa baki yang menyimpan Merah Putih, simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.
Di balik seragam putih dan topi pet berlogo Garuda, ada kerja keras, doa, dan harapan yang tumbuh dari desa. Sri Mulyani membuktikan bahwa pengabdian kepada negeri bisa dimulai dari langkah sederhana: mengibarkan Sang Merah Putih dengan sepenuh hati. (*)
Tinggalkan Balasan